KebijakanHutan Mangrove di Indonesia . November 28, 2015 Kevin Al Arthur Uncategorized, 0. Departemen Kehutanan sebagai departemen teknis yang mengemban tugas dalam pengelolaan hutan, maka landasan dan prinsip dasar yang dibuat harus berdasarkan peraturan yang berlaku, landasan keilmuan yang relevan, dan konvensi-konvensi internasional terkait dimana Indonesia turut meratifikasinya.

Hallo kak Nanda saya bantu jawab yah... Wilayah Indonesia adalah salah negara yang kaya berbagai jenis hutan mulai dari hutan hujan tropis, hutan musim, hutan mangrove, terumbu karang, dll. Karena wilayah Indonesia yang berada di daerah tropis dan memiliki bentuk wilayah kepulauan dan maritim menjadikan wilayah Indonesia sangat kaya akan potensi mangrove, dan terumbu karang. Hutan mangrove dan terumbu karang di Indonesia memiliki berbagai fungsi mulai dari fungsi ekologis, fungsi wisata dll. Persebaran hutan mangrove di Indonesia dimulai dari pantai timur Sulawesi, Pantai Utara Jawa, dan Kalimantan dan Papua. Persebaran terumbu karang di Indonesia di mulai dari wilayah Bunaken Sulawesi Utara,Raja Ampat Papua Barat, Derawan Kalimantan Timur, Karimun Jawa Jawa Tengah, Nusa Penida Bali, dan Wakatobi Sulawesi Tenggara.
CarilahInformasi tentang persebaran hutan Mangrove dan Terumbu Karang di Indonesia2.Jelaskan alasan mengapa hutan Mangrove hanya terdapatau beli petasan kecil nggak boleh main petasan sembarangan masih kecil tuh kalau mau main petasan harus sama orang yang lebih tua SMS siapa dong Om gepeng tuh lagi duduk di sana oke Guys membawa apa ini Ini ama aku maunya lintasan kata Larry harus di bawah pengawasan orang tua kan Om gepeng orang tua mah udah membuka Cabut ah pulang tol atuh dalang pelo
Siapa sih yang tidak tahu dengan hutan mangrove? Salah satu subjek utama bagi pengembangan lingkungan di Indonesia. Lalu bagaimana pengertian, karakteristik, fungsi dan manfaat dari hutan tersebut ya? Hutan mangrove adalah jenis hutan yang terdiri atas formasi dari tumbuhan yang spesifik, dan umumnya dijumpai tumbuh dan berkembang pada kawasan pesisir yang terlindung di daerah tropika dan subtropika. Kata mangrove sendiri berasal dari perpaduan antara bahasa Portugis yaitu mangue, dan bahasa Inggris yaitu grove. Dalam bahasa Portugis, kata mangrove dipergunakan untuk individu jenis tumbuhan, dan kata mangal dipergunakan untuk komunitas hutan yang terdiri atas individu-individu jenis mangrove. Sedangkan dalam bahasa Inggris, kata mangrove dipergunakan baik untuk komunitas pohon-pohonan atau rumput-rumputan yang tumbuh di kawasan pesisir maupun untuk individu jenis tumbuhan lainnya yang tumbuh yang berasosiasi dengannya. Contoh jenis mangrove yang umum ditemui di Indonesia adalah pohon dari spesies bakau. Hutan mangrove di Indonesia sekitar 8,6 juta hektar, terdiri atas 3,8 juta hektar di dalam kawasan hutan dan 4,8 juta hektar di luar kawasan hutan. Kerusakan hutan mangrove di dalam kawasan hutan sekitar 1,7 juta hektar atau 44,73 persen dan kerusakan di luar kawasan hutan 4,2 juta hektar atau 87,50 persen, antara tahun 1982-1993 telah terjadi pengurangan hutan mangrove seluas ha atau ha per tahunnya. Hutan mangrove menjadi salah satu subjek utama bagi pengembangan lingkungan di Indonesia. Banyak lembaga sosial yang bergerak dalam bidang lingkungan terus mensosialisasikan manfaat mangrove. Kondisi ini mendukung kesadaran masyarakat bahwa mangrove memang penting untuk melindungi lingkungan. Pelestarikan kawasan mangrove adalah usaha yang sangat baik untuk menstabilkan kondisi lingkungan dan menyelamatkan semua habitat di hutan mangrove. Kawasan mangrove dapat ditemui di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Kabupaten Bangka–Belitung. Baca juga Ciri-ciri dan Manfaat Pohon Beringin yang Tidak Kamu Sadari Secara umum, Saenger menjelaskan pengertian hutan mangrove adalah sebagai suatu formasi hutan yang dipengaruhi oleh adanya pasang-surut air laut, dengan keadaan tanah yang anaerobik. Sedangkan Sukardjo, mendefinisikan hutan mangrove merupakan sekelompok tumbuhan yang terdiri atas berbagai macam jenis tumbuhan dari famili yang berbeda. Namun memiliki persamaan daya adaptasi morfologi dan fisiologi yang sama terhadap habitat yang dipengaruhi oleh pasang surut. Pengertian lainnya dikemukakan oleh Soerianegara yang memberi definisi hutan mangrove sebagai hutan yang terutama tumbuh pada lumpur aluvial di daerah pantai dan muara sungai dan eksistensinya selalu dipengaruhi oleh air pasang-surut. Hutan mangrove terdiri dari beragam jenis tumbuhan dari genus Avicennia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Lumnitzera, Excoecaria, Xylocarpus, Scyphyphora dan Nypa. Tomilinson mendefinisikan mangrove sebagai tumbuhan yang tumbuh di daerah pasang-surut maupun sebagai komunitas. Setiap jenis hutan tentulah berbeda antara satu dengan yang lainnya. Jika suatu hutan tidak berbeda satu dengan yang lainnya, tentu tidak akan ada jenis- jenis hutan. Setiap hutan pasti mempunyai karakteristik atau ciri-cirinya masing- masing, begitu pula dengan hutan mangrove ini. Hutan mangrove mempunyai karakteristik atau ciri- ciri tertentu. Beberapa karakteristik atau ciri- ciri yang dimiliki oleh hutan mangrove ini antara lain adalah sebagai berikut Didominasi oleh tumbuhan mangrove atau tumbuhan bakau, yakni tumbuhan yang mempunyai akar mencuat ke permukaan,Tumbuh di kawasan perairan payau, yakni perairan yang terdiri atas campuran air tawar dan air asin,Sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut,Keberadaannya terutama di daerah yang mengalami pelumpuran dan juga terjadi akumulasi bahan organik,Seringkali termasuk jenis hutan homogen karena tumbuhan yang hidup relatif berasal dari genus yang sama. Persebaran Hutan Mangrove di Indonesia Di Indonesia, hutan mangrove tumbuh dan tersebar di seluruh daerah, mulai dari pulau Sumatera sampai dengan pulau Irian. Kawasan mangrove dapat ditemui di beberapa daerah di Indonesia, seperti di kabupaten Bangka–Belitung bahkan Jakarta. Baca juga Cerita Perjuangan Pak Ujang dan Rekan-rekan Jaga Kelestarian Hutan Mangrove Jakarta Luas hutan mangrove diperkirakan sekitar 4,25 juta hektar, sedangkan menurut laporan GIESENluas hutan mangrove pada tahun 1993 diperkirakan sekitar 2,49 juta hektar. Dari seluruh hutan mangrove yang ada di Indonesia tersebut, ditemukan sekitar 202 jenis tumbuhan yang hidup pada hutan mangrove, yakni meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis palm, 19 jenis pemanjat, 44 jenis terna, 44 jenis epifit, 1 jenis paku-pakuan. Sebanyak 43 spesies merupakan jenis tumbuhan mangrove sejati, sementara jenis lainnya merupakan jenis tumbuhan yang biasanya berasosiasi dengan hutan mangrove. Apabila dikelompokkan lagi, dari total 43 jenis mangrove tersebut, 33 jenis termasuk klasifikasi pohon dan sisanya adalah termasuk jenis perdu. Sedangkan menurut Sukardjo, jenis tumbuhan mangrove di Indonesia tercatat sebanyak 75 jenis. Manfaat Hutan Mangrove Keberadaan dan kelestarian hutan mangrove mempunyai peran yang signifikan bagi lingkungan dan masyarakat yang tinggal di sekitar pesisir. Berikut ini beberapa manfaat hutan mangrove antara lain yaitu 1. Menyediakan Nutrisi bagi Makhluk Hidup Tanaman bakau memiliki nutrisi yang baik untuk lingkungan sekitarnya. Bakau atau Rhizophora sp., merupakan salah satu spesies penyusun kawasan mangrove. Bakau merupakan jenis yang dominan menyusun ekosistem mangrove dan umum ditemukan di garis pantai, yang cenderung lebih dekat ke laut dari pada ke darat. Pohon bakau termasuk komponen penyusun kelompok tanaman mangrove yang memiliki tipe perakaran tunjang untuk sebagai bentuk adaptasi dari habitat yang mengalami fluktuasi perendaman air karena adanya pasang surut. Keberadaan tanaman ini sama sekali tidak mengganggu keseimbangan dari ekosistem yang ada di tepi pantai. Terlebih lagi, pohon bakau justru memberikan nutrisi berupa kesuburan tanah yang ada disekitarnya, karena tempat tumbuhnya tanaman bakau berada diantara dataran dan lautan. Pada saat air laut pasang, tanaman ini akan terlihat sedang berada di laut. Sedangkan pada saat surut, tanaman ini akan terlihat berada di dataran. Letak dari tanaman bakau dipengaruhi oleh jarak tumbuhnya antara daratan dan lautan. 2. Menjernihkan Air dan Menjaga Salinitas Garam Akar tanaman mangrove berperan tidak hanya sebagai alat bernafas tanaman saja. Namun, fungsi akar tersebut juga bisa menangkap endapan dan membersihkan kandungan zat kimia dalam air yang berasal dari daratan menuju laut. 3. Menyediakan Berbagai Kebutuhan Obat Tradisional Beberapa bagian tanaman ini juga dapat dimanfaatkan sebagai obat. Kulit batang pohon ini dapat digunakan sebagai pengawet, obat gatal, dan obat radang. Tanaman mangrove juga dipercaya bisa mengobati gigitan ular, rematik, gangguan pencernaan, dan masalah kesehatan lainnya. Getah tanaman ini juga bermanfaat untuk mengobati sakit akibat sengatan hewan laut. Namun, ketika getah tanaman tersebut juga bisa menyebabkan kebutaan sementara apabila terkena mata. Sehingga penggunaan sebagai obat harus hati-hati. 4. Mencegah Abrasi dan Erosi Tanah Sistem perakaran mangrove yang kompleks, rapat, dan lebat dapat menangkap sisa bahan organik dan endapan yang terbawa air laut dari daratan. Proses ini akan membuat air laut menjadi bersih serta memelihara kehidupan padang lamun dan terumbu karang. Selain memiliki banyak manfaat, hutan mangrove juga memiliki fungsi yang besar bagi kehidupan manusia. Terutama karena akar tanaman mangrove yang kuat mampu menopang tanah di sekitar pesisir agar tidak terbawa arus pasang-surut dan ombak. Baca juga Manfaat Pohon Cemara, Jenis dan Ciri-ciri Cemara Fungsi Hutan Mangrove Selain memiliki beragam manfaat, hutan mangrove ternyata mempunyai fungsi yang krusial bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitar hutan. Berikut ini penjelasan fungsi-fungsi hutan mangrove antara lain yaitu A. Fungsi Fisik garis pantai agar tetap stabil. Melindungi pantai dan sungai daerah erosi dan abrasi. Menahan angin kencang dari proses penimbunan wilayah penyangga dan menyaring air laut menjadi air tawar di limbah beracun, menghasilkan oksigen, dan menyerap karbon dioksida. B. Fungsi Biologis Menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber makanan bagi plankton sehingga dapat menunjang rantai memijah dan berkembang biak ikan, kerang, kepiting, dan berlindung, bersarang, dan berkembang biak burung atau satwa plasma nutfah dan sumber genetik. Habitat alami bagi berbagai jenis biota. C. Fungsi Ekonomi Menghasilkan kayu untuk bahan bakar, arang, dan bahan bahan baku industri seperti pulp, tanin, kertas, tekstil, makanan, obat-obatan, kosmetik, dan lain sebagainya. Menghasilkan bibit ikan, nener, kerang, kepiting, dan berbagai biota wisata, penelitian, dan pendidikan. Fakta Menarik Hutan Mangrove Jenis tumbuhan mangrove mampu tumbuh dan berkembang pada lingkungan pesisir yang berkadar garam sangat ekstrim, jenuh air, kondisi tanah yang kurang stabil dan anaerob. Dengan kondisi lingkungan tersebut, beberapa jenis tumbuhan mangrove mampu mengembangkan mekanisme yang memungkinkan secara aktif untuk mengeluarkan garam dari jaringan. Sementara itu, organ yang lainnya memiliki daya adaptasi dengan cara mengembangkan sistem akar napas untuk memperoleh oksigen dari sistem perakaran yang hidup pada substrat yang anaerobik. Disamping itu, beberapa jenis tumbuhan mangrove seperti Rhizophora sp., Bruguiera sp., Avicennia sp. dan Ceriops sp. mampu berkembang dengan menggunakan buah propagul yang sudah berkecambah sewaktu masih menempel pada pohon induknya atau disebut sebagai vivipar. Tumbuhan tersebut pun mampu hidup pada lingkungan dengan salinitas kadar garam tinggi. Avicennia merupakan jenis yang mampu hidup bertoleransi terhadap kisaran salinitas yang sangat besar. Selain, hutan ini menjadi tempat hidup, flora, terdapat pula keanekaragaman fauna di dalamnya yaitu kepiting, ikan, jenis Molusca, dan lain-lain. Namun, sebagaimana halnya dengan jenis tumbuhan lainnya, mangrove ini tetap membutuhkan air tawar secara normal, unsur hara dan oksigen. Baca juga 10+ Tanaman Konservasi untuk Lahan Gambut FAQ Apa itu Hutan Mangrove? Hutan mangrove adalah jenis hutan yang didominasi oleh tanaman-tanaman mangrove dan berada di kawasan pesisir atau bibir pantai yang menjadi tempat pertemuan air tawar dan air laut. Apa Fungsi Hutan Mangrove? Fungsi hutan mangrove terbagi menjadi 3 macam yaitu fungsi fisik, biologis dan ekonomi. Kita telah mengulas contoh-contohnya dalam pembahasan ini. Di Mana Hutan Mangrove dapat Ditemukan di Indonesia? Di Indonesia, jenis hutan ini tersebar di seluruh daerah. Sebagian hutan ini juga menjadi kawasan ekowisata dan daerah edu-wisata seperti hutan mangrove PIK, Jakarta Utara. Referensi dan rujukan artikel. Penulis Sintiami Ramadhani Editor M. Nana Siktiyana
Persebaranhutan mangrove di Indonesia dimulai dari pantai timur Sulawesi, Pantai Utara Jawa, dan Kalimantan dan Papua. Persebaran terumbu karang di Indonesia di mulai dari wilayah Bunaken (Sulawesi Utara),Raja Ampat (Papua Barat), Derawan (Kalimantan Timur), Karimun Jawa (Jawa Tengah), Nusa Penida (Bali), dan Wakatobi (Sulawesi Tenggara).
1. Dimana wilayah sebaran hutan mangrove & terumbu karang yang ada di Indonesia? 2. Mengapa hutan mangrove hanya ada di wilayah pantai tertentu saja? 3. Apa dari fungsi hutan mangrove & terumbu karang ? 1. Hutan mangrove di Indonesia ada di berbagai daerah tersebar mulau dari pantai bagian barat dari Pulau Sumatra, kemudian sebagian hutan bakau terdapat di pesisir utara dari Pulau Jawa, sedangkan di pulau Kalimantan mempunyai hutan bakau hampir diseluruh garis pantainya, hutan mangrove juga ada di bagian selatan pantai Sulawesi, pantai Selatan di pulau Papua, serta terdapat juga di beberapa pulau lain yang lebih kecil. Jika dijumlah maka Luas hutan mangrove yang ada di Indonesia kurang lebih mencapai 3 juta hektare dengan sebaran mencapai panjang km di pantai Indonesia. Sedangkan sebaran terumbu karang dimulai dari utara Pulau Sulawesi terdapat Taman Laut Bunaken, Taman Laut Banda yang terdapat di Kabupaten Maluku Tengah, Taman laut Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Taman Laut Raja Ampat di Papua, Taman Laut Kepulauan Derawan di Berau Kalimantan Timur, Taman Laut Selat Pantar di NTT, Taman Laut Takabonerate di Sulawesi Selatan, Taman Laut Kepulauan Togean di di Teluk Tomini Sulawesi Tengah, Taman Laut Rubiah di Sabang Aceh, Taman Laut Karimun Jawa dan beberapa perairan lain di Indonesia 2. tipe hutan Mangrove biasanya berada di wilayah pantai pasang surut. Ketika air mulai pasang, hutan mangrove akan tergenang air laut, tetapi ketika air mulai surut, hutan mangrove akan tidak tergenang lagi oleh air laut. hutan mangrove bisa tumbuh dengan baik jika pantai tempat dia tumbuh terlindungi oleh gelombang laut yang besar atau membutuhkan pantai yang tenang, hutan mangrove juga terdapat di muara sungai dan laguna. 3. a. Fungsi Hutan Mangrove hutan mangrove bisa menjadi habitat atau tempat hidup dari biota laut mereka tumbuh, berkembang biak, mencari makanan dan berlindung dari hewan pemangsa. Selain itu dengan hutan mangrove bisa menjadi pelindung pantai dari bahaya abrasi. hutan Bakau mempunyai nilai ekonomis dari hasil kayu serta makhluk hidup lain yang hidup dan berkembang di hutan tersebut. Bagi masyarakat sekitar bisa menggunakannya kayu bakar dan kayu arang. udang dan beberapa jenis ikan dikembang biakan di wilayah ini dengan baik. - Manfaat secara ekonomi karena terumbu karang bisa dijadikan salah satu sumber makanan, Bahan dasar obat-obatan, serta bisa menjadi tempat wisata laut atau bahari. - Secara ekologis, terumbu karang sangat bermanfaat untuk mengurangi hempasan gelombang laut di pantai dan mengurangi abrasi. - Secara sosial ekonomi, terumbu karang adalah sumber pendapatan para nelayan karena banyak ikan yang berkembang biak di sana.
Hutanmangrove mempunyai identitas raga yang unik di banding tumbuhan lain. Hutan mangrove memiliki tajuk yang rata serta rapat dan mempunyai tipe tumbuhan yang senantiasa berdaun. Kondisi area di mana hutan mangrove berkembang, memiliki faktor-faktor yang ekstrim semacam salinitas air tanah serta tanahnya tergenang air terus menerus. Abstrak. Hutan mangrove mampu menyediakan banyak sekali manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Tidak hanya untuk memperindah pesisir, lebih dari itu keberadaannya juga dapat mempengaruhi ekosistem laut di sekitarnya. Oleh karena itu, keberadaannya wajib dijaga secara ekologis dan lingkungan. Pada kesempatan ini akan dijelaskan keterkaitan antara persebaran hutan mangrove terhadap kondisi ekosistem laut di Teluk Jakarta. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder untuk menjelaskan keterkaitan persebaran hutan mangrove dan kondisi ekosistem laut di Teluk Jakarta. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free KETERKAITAN PERSEBARAN HUTAN MANGROVE DAN KONDISI EKOSISTEM LAUT DI PESISIR TELUK JAKARTA Mahesa Iqbal - 1906348675 Email  Abstrak. Hutan mangrove mampu menyediakan banyak sekali manfaat bagi lingkungan sekitarnya.Tidak hanya untuk memperindah pesisir, lebih dari itu keberadaannya juga dapat mempengaruhi ekosistem laut di sekitarnya. Oleh karena itu, keberadaannya wajib dijaga secara ekologis dan lingkungan. Pada kesempatan ini akan dijelaskan keterkaitan antara persebaran hutan mangrove terhadap kondisi ekosistem laut di Teluk Jakarta. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder untuk menjelaskan keterkaitan persebaran hutan mangrove dan kondisi ekosistem laut di Teluk Jakarta. Keyword. Mangrove, Ekosistem laut, Teluk Jakarta, Bakau. 1. PENDAHULUAN Istilah mangrove’ tidak diketahui secara pasti asal usulnya. Beberapa mengatakan bahwa istilah tersebut kemungkinan merupakan gabungan dari bahasa Portugis dan bahasa Inggris. Bangsa Portugis menyebut salah satu jenis pohon mangrove sebagai mangue’ dan istilah Inggris grove’, bila disatukan akan menjadi mangrove’ atau mangrave’. Dalam bahasa Indonesia mangrove disebut dengan bakau. Sedangkan ekosistem mangrove merupakan sumber daya alam pulih yang tumbuh di sepanjang pantai dan muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Ekosistem mangrove banyak dijumpai di wilayah pesisir yang terlindung dari gempuran ombak dan daerah yang landai di daerah tropis serta sub tropis FAO, 2007. Persebaran hutan mangrove di daerah sekitar teluk Jakarta hanya berada di beberapa lokasi diantaranya di Muara Angke, Muara Gembong, dan Teluk Naga. Dikutip dari Tempo, pemerintah melalui Pemprov DKI tengah menggencarkan kegiatan penanaman mangrove di sepanjang teluk Jakarta, hal ini bertujuan memperbaiki kualitas lingkungan di Ibu kota. Andono menjelaskan, penanaman pohon mangrove atau dikenal sebagai pohon bakau dapat membantu kota mendapatkan air dan udara yang bersih. "Hutan mangrove dapat menyerap logam berat berbahaya dan meningkatkan kualitas air menjadi lebih bersih..”. Semakin masifnya pemanfaatan mangrove sebagai solusi dari kerusakan lingkungan di Jakarta menyebabkan semakin banyak orang bertanya terkait fungsi hutan mangrove bagi ekosistem laut. Penilaian kondisi hutan mangrove juga sangat penting untuk perencanaan konservasi dan pengelolaan termasuk penelitian dan pengukuran ekonomi dan valuasi Schmitt & Duke, 2015. Dukungan data dan informasi spasial dengan penginderaan jauh dapat membantu memberikan gambaran wilayah Damayanti, et al., 2017 dan kondisi ekosistem mangrove. Pembahasan secara ekologis, lingkungan, dan keruangan dinilai menjadi jawaban yang tepat untuk menjelaskan pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis asosiasi keruangan dari fenomena persebaran hutan mangrove dan kondisi ekosistem laut di teluk Jakarta. 2. LANDASAN TEORI Hutan mangrove adalah salah satu jenis hutan yang banyak ditemukan pada kawasan muara dengan struktur tanah rawa dan/atau padat. Mangrove menjadi salah satu solusi yang sangat penting untuk mengatasi berbagai jenis masalah lingkungan terutama untuk mengatasi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh rusaknya habitat untuk hewan. Kerusakan ini tidak hanya berdampak untuk hewan tapi juga untuk manusia. Mangrove telah menjadi pelindung lingkungan yang sangat besar Ana, 2015. Ekosistem laut atau disebut juga ekosistem bahari merupakan ekosistem yang terdapat di perairan laut, terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal/litoral, dan ekosistem pasang surut. Ekosistem ini memang banyak jenisnya yang dapat dilihat dari letak dan jumlah cahaya matahari yang diterima. Jenis-jenis ekosistem air laut diantaranya ekosistem estuari, ekosistem laut dalam, ekosistem pantai batu, ekosistem pantai pasir, dan ekosistem terumbu karang. Spatial association analysisatau analisis asosiasi keruangan adalah sebuah metodologi dari analisis yang bertujuan untuk mengungkapkan terjadinya asosiasi keruangan antara berbagai kenampakan pada suatu ruang, apakah ada fungsional atas sebaran keruangan atau gejala dengan sebaran keruangan gejala yang lain. 3. PEMBAHASAN Hutan mangrove merupakan eksosistem utama yang menjadi pendukung kehidupan masyarakat pesisir. Selain mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia makanan bagi biota laut, penahan abrasi pantai, penahan gelombang pasang dan tsunami, penyerap limbah, pencegah intrusi air laut, hutan mangrove juga bisa berfungsi untuk menyediakan kebutuhan pangan penduduk di sekitarnya. Tumbuhan yang hidup di hutan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas pneumatofor. Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob. Mangrove tersebar di seluruh lautan tropik dan subtropik, tumbuh hanya pada pantai yang terlindung dari gerakan gelombang; bila keadaan pantai sebaliknya, benih tidak mampu tumbuh dengan sempurna dan menancapkan akarnya. Salah satu tempat tinggal komunitas hewan dan tanaman adalah daerah pantai sebagai habitat mangrove. Di habitat ini bermukim pula hewan dan tanaman lain. Tidak semua habitat sama kondisinya, tergantung pada keanekaragaman species dan daya dukung lingkungan hidupnya. Telah banyak diketahui bahwa pulau, sebagai salah satu habitat komunitas mangrove, bersifat dinamis, artinya dapat berkembang meluas ataupun berubah mengecil bersamaan dengan berjalannya waktu. Bentuk dan luas pulau dapat berubah karena aktivitas proses vulkanik atau karena pergeseran lapisan dasar laut. Kondisi Hutan Mangrove di sekitar Teluk Jakarta dan Pengaruhnya terhadap Ekosistem Laut di Pesisir Teluk Jakarta Perairan Teluk Jakarta merupakan sebuah ekosistem pesisir yang kompleks dimana didalamnya terdapat ekositem hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun serta estuaria. Kawasan pesisir utara Jakarta merupakan salah satu ekosistem di Teluk Jakarta yang mengalami tekanan lingkungan. Tekanan tersebut salah satunya diakibatkan terdapatnya penumpukan konsentrasi penduduk sebagai dampak dari perkembangan kawasan yang mengalami pertumbuhan berbagai sektor seperti pusat perdagangan, permukiman, pusat pemerintahan, rekreasi, pendidikan, dan lain-lain Agus et al., 2014. Ekosistem Mangrove Angke Kapuk MAK sebagai salah satu ekosistem di pesisir utara Jakarta yang masih tersisa dan memiliki sejumlah jasa ekosistem, saat ini menghadapi potensi ancaman degradasi sehingga sangat penting untuk mengetahui kondisinya. Provinsi DKI Jakarta masih memiliki hutan mangrove meski relatif kecil dibandingkan total luasan wilayahnya. Hutan dan hutan kota Provinsi DKI Jakarta diketahui persentase luasannya hanya sekitar % dibanding jumlah luasan provinsinya Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta 2016. Lebih jelas, luasan mangrove di Ibu Kota hanya berkisar 326 hektare dengan lebar maksimal 300 meter dihitung dari garis pantai ke darat. Jumlahnya perlahan mulai berkurang dari tahun ke tahun, penyebabnya adalah perubahan fungsi lahan dari hutan mangrove menjadi tambak ataupun permukiman. Apabila konversi hutan mangrove tidak dihentikan dan tidak diimbangi dengan kegiatan rehabilitasi, maka dikhawatirkan akan mengakibatkan kerusakan ekosistem pesisir bahkan kepunahan biota laut yang akan merugikan lingkungan serta masyarakat pesisir Teluk Jakarta. Kondisi ekosistem mangrove penting untuk diketahui karena terkait dengan keberlangsungan dan ketersediaan jasa ekosistem. Jasa ekosistem sangat terkait dengan ekosistem dalam memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat Elliff & Kikuchi, 2015. Menurut Undang-Undang UU Nomor 27 tahun 2007, dikatakan bahawa wilayah pesisir merupakan daerah peralihan atau pertemuan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat maupun laut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekosistem pesisir merupakan pertemuan antara dua ekosistem yakni darat dan laut dimana ekosistem ini memiliki keanekaragaaman tersendiri dan kekayaan biota-biota di dalamnya. 4. KESIMPULAN Persebaran hutan mangrove di pesisir teluk Jakarta sangat memiliki pengaruh terhadap kondisi ekosistem laut di teluk jakarta. Salah satu pengaruhnya adalah mangrove memiliki fungsi sebagai penyedia makanan bagi biota-biota laut. Apabila terdapat jumlah hutan mangrove yang cukup, maka ekosistem laut dan kehidupan biota-biota laut di tempat tersebut akan baik. Dalam kasus di Teluk Jakarta, beberapa tahun terakhir terdapat penurunan jumlah hutan di pesisir Teluk Jakarta berimplikasi terhadap kualitas ekosistem laut dan kehidupan biota-biota laut di Teluk Jakarta. 5. DAFTAR PUSTAKA [1][BPLHD DKI Jakarta] Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta. 2015. Status lingkungan hidup daerah provinsi daerah khusus ibukota Jakarta tahun 2015. [2]Damayanti, I. R., Wijaya, N. I., & Patwati, E. 2017. Perubahan luas dan kerapatan ekosistem mangrove di pantai Surabaya. Seminar Nasional Kelautan XII “Inovasi Hasil Riset dan Teknologi dalam Rangka Penguatan Kemandirian Pengelolaan Sumber Daya Laut dan Pesisir” Fakutaltas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah, Surabaya 20 Juli 2017 pp. 102–108. [3] [4] [5]Analisis Ekonomi Keterkaitan Ekosistem Mangrove dengan Sumber Daya Udang Studi kasus Desa Pabean Udik, Kecamatan Indramayu Osmaleli,Tridoyo Kusumastanto,Meti Ekayani [6] [7] [8] EVALUASI KONDISI EKOSISTEM MANGROVE ANGKE KAPUK TELUK JAKARTA DAN KONSEKUENSINYA TERHADAP JASA EKOSISTEM Achmad Sofian, Cecep Kusmana, Akhmad Fauzi, Omo Rusdian diakses via  ResearchGate has not been able to resolve any citations for this luas dan kerapatan ekosistem mangrove di pantai Surabaya. Seminar Nasional Kelautan XII "Inovasi Hasil Riset dan Teknologi dalam Rangka Penguatan Kemandirian Pengelolaan Sumber Daya Laut dan Pesisir" Fakutaltas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang TuahI R DamayantiN I WijayaE PatwatiDamayanti, I. R., Wijaya, N. I., & Patwati, E. 2017. Perubahan luas dan kerapatan ekosistem mangrove di pantai Surabaya. Seminar Nasional Kelautan XII "Inovasi Hasil Riset dan Teknologi dalam Rangka Penguatan Kemandirian Pengelolaan Sumber Daya Laut dan Pesisir" Fakutaltas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah, Surabaya 20 Juli 2017 pp. 102-108. Carilahinformasi tentang persebaran hutan mangrove dan terumbu karang di Indonesia. 4. Jelaskan alasan mengapa hutan mangrove hanya terdapat di wilayah tersebut saja. 5. Jelaskan fungsi hutan mangrove dan terumbu karang, sehingga wajib dijaga kelestariannya.

hutanmangrove, berada di pantai barat Sumatera dan utara Jawa, pesisir kalimantan, sulawesi, dan papua. dengan jumlah hutan mencapai 3,7 juta hektar terumbu karang, berada diwilayah perairan Indonesia, luas terumbu karang mencapai 284,3 ribu km2 atau 18% luas terumbu karang didunia.

Persebaranhutan mangrove banyak terdapat di Pulau Sumatera. Sebagai pulau yang besar, keberadaan hutan mangrove di Sumatera tidak full yakni hanya di pesisir pantai bagian barat dan timur. Luas dari hutan mangrove yang ada di Pulau Sumatera sendiri mencapai 417.000 hektare. Beberapa titik di Pulau Jawa Jakarta- . Indonesia memiliki berbagai macam formasi hutan yang terdiri dari, hutan rawa, hutan pantai, hutan hujan tropika, hutan kerangas, dan hutan mangrove.. Hutan mangrove sering disebut juga sebagai hutan bakau. Ekosistem dari hutan mangrove berada di daerah tropis, yang tumbuh di sepanjang garis pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Berikutadalah beberapa ciri hutan mangrove atau hutan bakau : Mayoritas ditumbuhi tanaman bakau atau mangrove dengan ciri akar yang mencuat ke permukaan. Ekosistemnya berada di perairan payau (percampuran air tawar dan asin) dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Berada pada kawasan tanah berlumpur dengan adanya bahan organik yang terakumulasi. Ekosistem Hutan Mangrove
Hutan mangrove atau hutan bakau adalah salah satu sumber daya yang dimiliki oleh laut. Nah, hutan mangrove dikenal masyarakat sebagai hutan bakau. Hutan bakau merupakan tipe hutan yang terletak di daerah pasang surutnya air laut. Umumnya, hutan mangrove berkembang dengan baik pada pantai, muara, dan laguna yang terlindung.
Luaspenyebaran mangrove terus mengalami penurunan dari 4,25 juta hektar pada tahun 1982 menjadi sekitar 3,24 juta hektar pada tahun 1987, dan tersisa seluas 2,50 juta hektar pada tahun 1993. Kecenderungan penurunan tersebut mengindikasikan bahwa terjadi degradasi hutan mangrove yang cukup nyata, yaitu sekitar 200 ribu hektar/tahun.
CngWVeo.
  • rioaus00x3.pages.dev/913
  • rioaus00x3.pages.dev/581
  • rioaus00x3.pages.dev/233
  • rioaus00x3.pages.dev/822
  • rioaus00x3.pages.dev/647
  • rioaus00x3.pages.dev/623
  • rioaus00x3.pages.dev/773
  • rioaus00x3.pages.dev/813
  • carilah informasi tentang persebaran hutan mangrove