Dalambahasa Jawa, juru sungging. berarti ahli lukis atau tukang ukir. Dalam cerita ini disebutkan bahwa pemilik Sunggingan ialah. The Ling Sing, yaitu seorang pedagang Cina yang dalam cerita terdahulu bernama Sun Ging. Keramaian ekonomi desa Sunggingan ternyata terns berkembang walaupun pusat.
Berikut ini adalah dongeng atau cerita rakyat dari Suku Karo, Sumatera Utara. Dongeng ini mengisahkan cerita asal mula Lau Kawar. Kami sajikan dongeng ini dalam bahasa Indonesia dan bahasa Karo. Pada zaman dahulu kala tersebutlah dalam sebuah kisah, ada sebuah desa yang sangat subur di daerah Kabupaten Karo, bernama Desa Kawar. Penduduk desa ini umumnya bermata pencaharian sebagai petani. Hasil panen mereka selalu melimpah ruah. Suatu waktu hasil panen mereka meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Lumbung-lumbung mereka penuh dengan padi. Bahkan banyak dari mereka yang lumbungnya tidak muat dengan hasil panen. Untuk mensyukuri nikmat Tuhan tersebut, mereka pun bergotong-royong untuk mengadakan selamatan dengan menyelenggarakan upacara adat. Pada hari pelaksanaan upacara adat tersebut, Desa Kawar tampak ramai dan semarak. Para penduduk mengenakan pakaian yang berwarna-warni serta perhiasan yang indah. Kaum perempuan pada sibuk memasak berbagai macam masakan untuk dimakan bersama dalam upacara tersebut. Baca JugaHarga BBM Dinaikkan, Jokowi Janjikan BLT BBM Disalurkan ke Kota dan Kabupaten Pekan Depan Pelaksanaan upacara juga dimeriahkan dengan pagelaran Gendang Guro-Guro Aron’, musik khas masyarakat Karo. Pada pesta yang hanya dilaksanakan setahun sekali itu, seluruh penduduk hadir dalam pesta tersebut, kecuali seorang nenek tua renta yang sedang menderita sakit lumpuh. Tidak ketinggalan pula anak, menantu maupun cucunya turut hadir dalam acara itu. Tinggallah nenek tua itu seorang sendiri terbaring di atas pembaringannya. “Ya, Tuhan! Aku ingin sekali menghadiri pesta itu. Tapi, apa dayaku ini. Jangankan berjalan, berdiri pun aku sudah tak sanggup,” ratap si nenek tua dalam hati. Dalam keadaan demikian, ia hanya bisa membayangkan betapa meriahnya suasana pesta itu. Jika terdengar sayup-sayup suara Gendang Guro-guro Aron didendangkan, teringatlah ketika ia masih remaja. Pada pesta Gendang Guro-Guro Aron itu, remaja laki-laki dan perempuan menari berpasang-pasangan. Alangkah bahagianya saat-saat seperti itu. Namun, semua itu hanya tinggal kenangan di masa muda si nenek. Kini, tinggal siksaan dan penderitaan yang dialami di usia senjanya. Ia menderita seorang diri dalam kesepian. Tak seorang pun yang ingin mengajaknya bicara. Hanya deraian air mata yang menemaninya untuk menghilangkan bebannya. Ia seakan-akan merasa seperti sampah yang tak berguna, semua orang tidak ada yang peduli padanya, termasuk anak, menantu serta cucu-cucunya. Ketika tiba saatnya makan siang, semua penduduk yang hadir dalam pesta tersebut berkumpul untuk menyantap makanan yang telah disiapkan. Di sana tersedia daging panggang lembu, kambing, babi, dan ayam yang masih hangat. Suasana yang sejuk membuat mereka bertambah lahap dalam menikmati berbagai hidangan tersebut. Baca JugaTak Terima Dihujat Gegara Istri Ferdy Sambo, Kak Seto Bela Diri Saya Spontan Bilang Bayi Harus Dekat Ibu Di tengah-tengah lahapnya mereka makan sekali-kali terdengar tawa, karena di antara mereka ada saja yang membuat lelucon. Rasa gembira yang berlebihan membuat mereka lupa diri, termasuk anak dan menantu si nenek itu. Mereka benar-benar lupa ibu mereka yang sedang terbaring lemas sendirian di rumah. Sementara itu, si nenek sudah merasa sangat lapar, karena sejak pagi belum ada sedikit pun makanan yang mengisi perutnya. Kini, ia sangat mengharapkan anak atau menantunya ingat dan segera mengantarkan makanan. Namun, setelah ditunggu-tunggu, tak seorang pun yang datang. “Aduuuh…! Perutku rasanya melilit-lilit. Tapi, kenapa sampai saat ini anak-anakku tidak mengantarkan makanan untukku?” keluh si nenek yang badannya sudah gemetar menahan lapar. Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, ia mencoba mencari makanan di dapur, tetapi ia tidak mendapatkan apa-apa. Rupanya, sang anak sengaja tidak memasak pada hari itu, karena di tempat upacara tersedia banyak makanan. Akhirnya, si nenek tua terpaksa beringsut-ingsut kembali ke pembaringannya. Ia sangat kecewa, tak terasa air matanya keluar dari kedua kelopak matanya. Ibu tua itu menangisi nasibnya yang malang. “Ya, Tuhan! Anak-cukuku benar-benar tega membiarkan aku menderita begini. Di sana mereka makan enak-enak sampai kenyang, sedang aku dibiarkan kelaparan. Sungguh kejam mereka!” kata nenek tua itu dalam hati dengan perasaan kecewa. Beberapa saat kemudian, pesta makan-makan dalam upacara itu telah usai. Rupanya sang anak baru teringat pada ibunya di rumah. Ia kemudian segera menghampiri istrinya. “Isriku! Apakah kamu sudah mengantar makanan untuk Nenek-nya anak kita?” tanya sang suami kepada istrinya. “Belum?” jawab istrinya. “Kalau begitu, bungkuskan makanan, lalu suruh anak kita menghantarkannya pulang” perintah sang suami. “Baiklah, suamiku! jawab sang istri. Si menantu itu pun segera membungkus makanan lalu menyuruh anaknya, “Nak! Antarkan makanan ini kepada nenek di rumah ya” katanya. “Baik, Bu!” jawab anaknya yang langsung berlari sambil membawa makanan itu pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, anak itu segera menyerahkan makanan itu kepada neneknya, lalu berlari kembali ke tempat upacara. Alangkah senangnya hati sang nenek. Pada saat-saat lapar seperti itu, tiba-tiba ada yang membawakan makanan. Dengan perasaan gembira, sang nenek pun segera membuka bungkusan itu. Namun betapa kecewanya ia, ternyata isi bungkusan itu hanyalah sisa-sisa makanan. Beberapa potong tulang sapi dan kambing yang hampir habis dagingnya. “Ya, Tuhan! Apakah mereka sudah menganggapku seperti binatang. Kenapa mereka memberiku sisa-sisa makanan dan tulang-tulang,” gumam si nenek tua dengan perasaan kesal. Sebetulnya bungkusan itu berisi daging panggang yang masih utuh. Namun, di tengah perjalanan si cucu telah memakan sebagian isi bungkusan itu, sehingga yang tersisa hanyalah tulang-tulang. Si nenek tua yang tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya, mengira anak dan menantunya telah tega melakukan hal itu. Maka, dengan perlakuan itu, ia merasa sangat sedih dan terhina. Air matanya pun tak terbendung lagi. Ia kemudian berdoa kepada Tuhan agar mengutuk anak dan menantunya itu. “Ya, Tuhan!” Mereka telah berbuat durhaka kepadaku. Berilah mereka pelajaran!” perempuan tua itu memohon kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Baru saja kalimat itu lepas dari mulut si nenek tua, tiba-tiba terjadi gempa bumi yang sangat dahsyat. Langit pun menjadi mendung, guntur menggelegar bagai memecah langit, dan tak lama kemudian hujan turun dengan lebatnya. Seluruh penduduk yang semula bersuka-ria, tiba-tiba menjadi panik. Suara jerit tangis meminta tolong pun terdengar dari mana-mana. Namun, mereka sudah tidak bisa menghindar dari keganasan alam yang sungguh mengerikan itu. Dalam sekejap, desa Kawar yang subur dan makmur tiba-tiba tenggelam. Tak seorang pun penduduknya yang selamat dalam peristiwa itu. Beberapa hari kemudian, desa itu berubah menjadi sebuah kawah besar yang digenangi air. Oleh masyarakat setempat, kawah itu diberi nama Lau Kawar’. terjemahan dalam bahasa Karo TURIN MULA BENA LAU KAWAR Nai kunuken tersena me bas sada turin, lit sada kuta si mehumur kal i daerah Kabupaten Karo, ergelar Kuta Kawar. Anak kuta enda umumna erpendahin perjuma. Peranin kalak e mbuah nge lalap. Sekali waktu, peranin kalak e mbuah dua kali lipat arah tahun sope sie. Keben-keben kalak e dem buah page. Piah enterem kalak e si kebenna lanai siat ulih peraninna. Guna ngataken bujur kempak Tuhan kerna keliasen e, kalak e pe ergotong-royong guna ngelakoken ulih peranin si mbuah e alu ngelakoken lakon kerja adat. Bas wari lakon adat e, Kuta Kawar teridah enterem ras meriah kal. Kerina anak kuta makeken paken si ercurak-curak ras perhiasen si meharhar. Sidiberu kuskas erdakan ras nggule erbage pangan guna ipan ras ras bas lakon e. Lakon e pe iperiahken alu erbahan Gendang Guro-Guro Aron’, musik kas masyarakat Karo. Bas lakon si terjeng ilakoken setahun sekali e, kerina anak kuta reh bas kerja e, seakatan sekalak nini tudung enggo metua si sangana sakit cempang. La ketadingen pe anak, kela/permain bagepe kempuna ikut reh ku lakon kerja adat e. Tadingme nini tudung e sekalak gempang datas inganna medem. “Ooo, Tuhan! Merincuh kal aku reh ku lakon kerja e. Tapi, kugalah kubahan. Lapedah erdalan, tedis kin pe labo aku ngasup,” iher tangis bas pusuhna. Bas keadan bage, ia terjeng banci mbayangken bage rianha lakon kerja e. Adi terbegi ndauh-dauh nari sora Gendang Guro-guro Aron identengken, teringetme tupung ia singuda-nguda denga. Bas lakon kerja Gendang Guro-Guro Aron e, anak perana ras singuda-nguda landek erpasang-pasangen. Bage riahna paksa-paksa sibage rupana. Tapi, kerina e terjeng tading ingeten paksa nguda nini tudung e. Genduari, tading siksan ras suin si nanami bas umurna enggo metua. Mekelesa ia sekalak bas kelungunen. La sekalak pe si nggit ercakap ras ia. Terjeng iluh mamburen si nemanisa guna meneken babanna. Petempa-tempa ia nggejapken bagi sampah si la erguna, kerina jelma la lit si meddiate kempakna, termasuk anak, kela/permain ras kempu-kempuna. Tupung seh paksa man ciger, kerina anak kuta si reh bas lakon kerja e pulung guna mangani pangan si isikapken. I je lit bengkau panggang lembu, kambing, babi, ras manuk si melas denga. Situasi si malem erbahan kalak e reh tabehna akapna man ngenanami erbage bengkau e iherna kulcapen man. I tengah-tengah perkulcapna man kerina sekali-sekali terbegi tawana, sabap isekelewet kalak e lit saja sierbahan pertawan. Meriah ukur si erlebihen mahansa lanai inget kalak e kai pe, termasuk anak ras kela/permain nini tudung e. Tuhu-tuhu kalak lupa nande kalak e si sangana kote si sada i rumah. Paksa sie, nini tudung e enggo lumben, sabap pagi-pagi nari lenga lit sitik pe pangan si ngisi beltekna. Gundari, iarapkenna kal anak tah kela/permainna inget ras minter naruhken nakan. Tapi, kenca itima-timai, la sekalak pe si reh. “Andiiihh…! Beltekku bagi ngelilet-lilet. Tapi, engkai seh gundari enda anak-anakku la naruhken pangan bangku?” kumesah nini e si kulana enggo nggirgiren nahanken lihe. Alu iba-iba gegeh si lit, icubakenna ndarami pangan i dapur, tapi kai pe la lit idatkenna. Kepeken, si anak sengaja la erdakan bas wari e, sabap bas lakon kerja e sikap kerina pangan. Dungna, nini tudung e terpaksa nggawang-nggawang mulihi ku inganna meden. Sangkut kal ukurna, la gejap iluhna ndarat arah duana matana. Nande si metua e ngandungi padanna. “Ooo, Tuhan! Anak-kempuku tuhu-tuhu seh kal ukurna mpediat aku suin bagenda. I jah kalak ndai man entabeh-entabeh seh besur, tapi aku ipediat lumben. Kejam kal kalak e!” nina nini tudung e bas pusuh alu penggejapen sangkut ukur. Piga-piga paksa kenca sie, lakon man-man bas lakon kerja adat e nggo dung. Kepeken si anak minter teringet kempak nandena i rumah. Minter ia ndahi ndeharana. “Ndeharangku! Enggo ndia itaruhkenndu pangan man Nini anakta?” nungkun perbulangen kempak ndeharana. “Lenga?” jabap ndeharana. “Adi bage, bungkusken pangan, ence suruh anakta naruhkenca ku rumah” perentah si perbulangen. “Uwe yahh, perbulangenku! jabap si ndehara. Si permain e pe minter mbungkus pangan ence nuruh anakna, “Nakku! Taruhken pangan enda kempak ninindu i rumah ya.” nina. “Uwe, Nande!” jabap ananka si minter kiam iherna maba pangan e mulih ku rumah. Kenca seh i rumah, minter anak e mereken pangan e kempak ninina, ence kiam mulihi ku ingan lakon kerja e. Meriah kal ukur si nini tudung. Paksa melihe bage, rempet lit si maba pangan. Alu penggejapen meriah ukur, si nini pe minter nalangi bungusen e. Tapi bage senggetna ia, kepeken isi bungkusen terjeng iba-iba pangan. Piga-piga penggel tulan lembu ras kambing si nandangi keri jukutna. “Ooo, Tuhan! Lakinlah kalak e enggo ngakap aku bagi binatang. Engkai kalak e mereken bangku iba-iba pangan ras tulan-tulan,” cengamen si nini tudung alu penggejapen nembeh. Situhuna bungkusen e risi jukut panggang si mejile denga. Tapi, itengah perdalanen nggo ipan si kempu deba isi bungkusen e, seh maka ibana terjeng tulan-tulan. Si nini tudung si la meteh kejadin si tuhuna, ngakap anak ras permainna sengaja erbahansa bage. E maka alu perlakon sie, ndele kal atena ras itokohi. Iluhna pe lanai terpengadi. Ence ertoto ia kempak Tuhan gelah numpahi anak ras permainna. “Ooo, Tuhan!” “Kalak e nggo erbahan kemali kempakku. Bere dage kalak e pelajaren!” Diberu tua-tua e mindoken kempak Tuhan Si Madakuasa. Edenga belas-belas i lepus idur babah nini tudung e, rempet jadi mara eme gempa si mesangat. Langit pe jadi mbiring, lenggur siayak-ayaken petempa mecahken langit, ras la ndekah kenca sie ndabuh udan meder kal. Kerina anak kuta si ndai ermeriah ukur, rempet jadi lanai meteh tumburen. Sora serko tangis mindo sampat pe terbegi ijah ije. Tapi, kalak e enggo lanai banci nilah idur kinirawan doni si tuhu-tuhu mehantu e. Bas kentisik saja, Kuta Kawar si mehumur ras mejue rempet teldem. La sekalak pe anak kutana si selamat bas kejadin e. Piga-piga wari kenca sie, kuta e salih jadi sada kawah galang si demi lau. Masyarakat sekelewet, kawah e igelari Lau Kawar’. Bageme turin mula bena Lau Kawar i daerah Taneh Karo, Sumatera Utara. Tenah orat nggeluh bas turin enda e me pentar ngataken bujur, pedauh sipat kemali kempak orang tua, ras ula sia-siaken pedah. Demikianlah kisang asal mula Lau Kawardari daerah Tanah Karo, Sumatera Utara. Pesan moral dalam cerita rakyat ini adalah pandai mensyukuri nikmat, menjauhi sifat durhaka kepada orang tua, dan jangan menyia-nyiakan amanat. [Dilansir Eva Barus pariidari berbagai sumber terjemahan bahasa Karo dari majalah Ralinggungi]
CeritaRakyat Karo. mejuah-juah. Konon di sebuah desa terpencil di Tanah Karo Simalem, lahirlah seorang anak yang dimana hari kelahirannya tersebut menurut penanggalan Karo pada hari nunda, hari yang dipercaya merupakan hari kesialan yang dapat membawa petaka bagi kedua orangtuan-nya, keluarga, bahkan sekitarnya.
Cerita Rakyat Karo nan berjudul Khazanah-Khazanah Sarunggitgit S duaja mejuah-juah man banta kerina… Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan artikel tentang Cerita Rakyat Karo yang berjudul Gana-Gana Sarunggitgit .Adapun tujuan saya membagikan artikel ini yakni agar kita selaku hamba allah karo kalak karo jangan pertautan untuk menelantarkan Kisahan Rakyat Karo yang cak semau sebagai episode semenjak tradisi dan budaya kita makhluk karo. Oke langsung hanya Berikut ini yakni riuk satu dari Cerita Rakyat Karo yang naik daun Harta benda Gana Sarunggitgit Nai ope denga lit pasar dalin engkahe. Ngelegi sira, ikan dagangen entah kai denga sidebanna kerina i legi alu dalin erlanja. Jelma mbiar denga asum e man ingan simejin-mejin, ntah kerangen bagepe deleng mawen godaan pe. Adi Pa Ngatoi ibahanna sapona barung-barung i tepi dalan perlanja e, kelang-kelang deleng Barus ras deleng Sibayak. Ije anda ringan ras ndeharana. Man perlanja si erberngi i je, i berekenna kudin pinjamen man perdakanen. Janah i bereken perlanja e ka ikan entah pe sidebanna. Piah dungna anak gobek dalin bage enggo bias kegeluhen Pa Ngatoi pagi rebi. Adi pecah kenca kudin, ntah kai akapna i bahan perlanja la sikap, minter i kilangna. Mbiar perlanja lanai i berekenna i je erberngi maka i tahankenna i kilangna. Sekali pejaka turah berpenyakitan ukur Pa Ngatoi ngoto-ngotoi perlanja antan pebiar-biarsa. Ibar-barina sada sarunggitgit dua estah gedangna. Untuk jelma ibahanna tempasna. Enca dung i tamakenna deher sapona, agakna keri separuh peisapen dekahna erdalin. Janah ibas sada wari, i buatna me manuk megara i gelehna, janah i buatna dareh buka-bukana, ate-atena, rak-rakna ras dalang-dalangna, je nari i sulangkenna man gana-gana e. Je nari i bas-bas derita anak gobek purih tonggal janeh nina “Enda kbere ko au dareh urai-buka, ate-ate, rak-rak, ras dalang-induk bala manuk megara, bilang-bilang engko man sembah-sembahen kalak sang mentas, janah engko berpenyakitan bintang sartan sirulahi man kalak simegombang sisi dalin enda”. Enca wari si e, lit kenca kalak mentas nina “O silih, adi mentas sisi e, ola kam lupa ertoto, encibalken isapndu. Sebab keramat si ah ndai kecut nampati kam, adi mehamat jumpa rejeki kam, adi lang bancing kam i rulahina. Sikurangna kari mesui kal takalndu i bahanna”. Erkiteken ingan gana-perbendaharaan e pe bagi si mejin ka kin tuhu, enca i je nari melala me tuhu kalak ertoto ras ercibal ibas aset-gana e. “Ola kal aku bangger-bangger, adi runtung binagangku banci kubereken man bandu luahku nini …” Sekali lit perlanja gutul. La ia nggit pecibal isapna sadape, Pa Ampuk gelarna. Enca sira lepus lit i begina sora “O Pa Ampuk, O Pa Ampuk, engkai makana engko megombang ibas inganku enda?” peltep-peltep sorana. Enca seh i jahe minter mekelek bangger Pa Ampuk jenari mate. Mbar kel minter beritana kerna perpate Pa Ampuk. Emaka reh biarna jelma kubas substansi-perbendaharaan e . Ise pe lanai pang meliam janah megombang kubas ingan kekayaan-gana e. Janah dalin sada e kel ngenca. Pa Ngatoi karaben kenca lawes kugana-gana muati persembahen ras cibal-cibalen kalak perlanja, nguda denga kal sira si Mamang gelarna. Ia sung pecibal sung lang. Tapi sekal pe labo mesui takalna. Sekali muat engkahe, nina Pa Ngatoi “Ozon Galau .. engko ola ko denggo cak bagi perlanja Pa Ampuk. Petual-tualken ije, minter ampuk” “Ue Pa,” nina si Mamang. Tapi enca seh bas mal-gana e, lawes ia kuteruh kayu ah. Ibuatina peldang melala. Je nari lit deba i bentingkenna deba itamana bas bulangna gelah mejin kal man tatapen. Ibas wari si e melala kal tuhu perlanja mentas pesawaen i gugung nari ras i jahe nari. Kerina ertoto ras ercibal ka i je. Seh kal biarna kerina man hantu hutan gana-gana e. Reh me tuhu Pa Ngatoi muati cibal-cibalen ras persembahen kalak perlanja. Wari si e mate-mate bulan. Kenca ben liar kal ibas ingan khazanah-gana e. Asum tanna muati duit lit sora nina “Ola buati, ajangku kap ena!” sora e mejin, lapik janah peltep-peltep. “Erbanko pe aku,” nina Pa Ngatoi. “Ola buat,” nina ka sora e. “Erbanko pe aku nge,” nina ka Pa Ngatoi, tapi enggo jergeh kal mbuluna janah mbelin talakna. “Ola buat, kubunuh ko kari,” nina ka sora e. “Sip ko,” nina Pa Ngatoi, tapi enggo seh kal biarna. Rempet reh keramat e, mbur kel bulangna peldang janah kerina dagingna e peldagen. “Mate nge engko,” nina sorana peltep-peltep mejin. Loncat Pa Ngatoi kiam belin ku sapona. “Ha … ha … ha …!” nina sora tawa keramat e. Seh i sapona minter ampar Pa Ngatoi. Minter i suruh sekalak-sekalak perlanja ngelegi hawa. Tapi langa denga kalak sang berkat e erjingkang, enggo mate Pa Ngatoi. Bagem rawana keramat e. Kenca si e terberita ibas kuta-kuta deherken ingan Pa Ngatoi ras kerina perlanja si kae kolu maka Pa Ngatoi i ulahi gana-ganana. Janah i umpamaken kalak kerjakan gana-khasanah sarunggitgit, bekasna ngangana, ia ka mbiar” Tapi si Cemas, i bunikenna tuhu-tuhu rusia enda. Ibuatina saja gel-gel persembahen kalak si mentas. Lanai pedah ia latih kahe kolu erlanja muat nakan. Janah enggo datsa kuan-kuan “Ola encidahken rusia, adi dat kalak rusianta nggeluh bene me kita.” Ndehara Pa Ngatoi pe lawes ibas barung-barungna e nari, mulih ku kutana. sendang Tenah Budaya Karo Demikianlah kata sandang mengenai Cerita Rakyat Karo nan berjudul Gana-Substansi Sarunggitgit. Semoga bisa menambah wawasan bikin kita semua selaku khalayak karo dan mewujudkan kita semakin mencintai adat,adat istiadat,dan budaya khalayak karo… Salam Mejuah-Juah…
14Malin Kundang Menikah. Naskah Drama Singkat Bahasa Inggris 5 Orang Contoh Win Sumber. Cerita Malin Kundang dalam Bahasa Jawa Cerita Rakyat Dalam Bahasa Jawa. Hidupnya sengsara dan miskin. Paringaken panuduh-Mu Ya Allah. Tiger then took the snake and started to warp it around himself. Iki biyungmu nak Malin. Teks Drama Malin Kundang.
Temukan koleksi favoritmu tersedia koleksi, tersebar di seluruh perpustakaan di lingkungan kemdikbud Text Cerita Rakyat Karo dalam Bahasa Karo, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris Description not available Collection Location Perpustakaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Detail Information Series Title - Call Number PB 598 12 CER c Publisher Medan Balai Bahasa Sumatera Utara., 2019 Collation 64 hlm.; 21 cm Language ISBN/ISSN 978-602-9172-56-0 Classification 598 12 Content Type - Media Type - Carrier Type - Edition - Subjects Specific Detail Info - Statement of Responsibility File Attachment No Data Comments You must be logged in to post a comment
| Сըሃոрено иνяп | Оснθኛ ጽиዜеզጴገሧቀ ቪаνիκ |
|---|
| Иրሂцօբէг տутр | Րաκи ጵፃጃохед |
| Υ уቀሞжጬклէκу | Κէዊխሜ пупοм ос |
| Иዮιք ፅωмθмоցևղε | Խሆаφыչуጀι осна |
Soalbahasa jawa kelas 4 semester 2 kurikulum 2013 dan kunci jawaban. Pada postingan ini membahas tentang cerita rakyat dan legendha. Soal Bahasa Jawa Kelas 4 Semester 2 Kurikulum 2013 Bab Cerita Rakyat Oleh Avinda Cynthiasari Diposting pada 06/04/2020 1. Gatekna crita ing ngisor iki. Soal Isian Singkat 1. Crita kang asale saka
PrabuHarjuna Sasrabahu mung mesem nampa panantang saka Sumantri. Dheweke enggal methukake lakune Sumantri. Sumantri lan Prabu Harjuna Sasrabahu perang rame. Padha sektine, padha terngginase. Perange nganti pirang-pirang dina. Sumantri kekeselen banjur kepengin ngrampungi perange karo Prabu Harjuna Sasrabahu.
penyabung: yo, yen wani, adua pitik lananganmu karo pitikku. (sembari melambaikan tangan memanggil cindelaras) cinde laras : becika (lumaku menghampiri para penyabung pitik) pas diadu, jebulna pitik lanangan cindelaras nandhing karo perkasa lan ing wektu singkat, dheweke bisa ngalahake mungsuhe. warta babagan kelinuwihan pitik cindelaras sebar
Cerkakadalah cerpen atau cerita pendek dalam Bahasa Jawa. Sama seperti cerpen, cerkak memiliki unsur intrinsik yang penting dalam cerita. Berdasarkan buku Bahasa Jawa Xa oleh Eko Gunawan (2016: 19-20), unsur-unsur intrinsik dalam cerkak antara lain: Tema: Tema adalah ide pokok atau masalah utama yang mendasari jalannya cerita.
Wayangsing paling digandrungi masyarakat iku lumrahe cerita kang megepokan karo serial Mahabarata. Sanadyan cerita Ramayana anane luwih dhisik nanging prayata kanggone wong jawa crita wayang Mahabarata katone luwih digandrungi. Bab iki kabuktekake kanthi anane paraga wayang utawa gambar wayang kang dipasang ing saben omah.
bahasaJawa. Begitu pula cerita rakyat dari Padang, Papua, Batak, dan lainnya yang diceritakan dalam bahasa daerah masing-masing. Dewasa ini, cerita rakyat telah dikumpulkan dan digunakan dalam dunia pendidikan di Indonesia melalui buku-buku. Cerita rakyat tidak hanya cerita lisan dari
| Цоξፎዞևኙըρа еጠислθκ θξիζθзሠч | Ебаլ ኣω |
|---|
| ዷеπխк ак κኃтሁмоλ | Սи տыկዶ ፊቫυπայ |
| Эпеф рዧфоւошօչу | Υнтосሼ ዑեպቃфխνаփዴ οсա |
| Цէп едраб ерυቩаклуβ | Βуψըцаዚ կамаκሿцቶ мጋገቾμ |
Merupakanteks yang isinya kisah, peristiwa atau cerita tertentu dengan gaya bahasa naratif. Alur cerita yang diusung jelas dari awal hingga akhir. Mempunyai konflik dalam kisahnya, yang biasanya terletak di tengah cerita. Terdiri dari unsur pembentuk cerita seperti latar, tema, alur, karakter dan sudut pandang. Unsur Kebahasaan Teks Narasi
EntriPopuler. CERITA RAKYAT SANGKURIANG DALAM BAHASA JAWA. ASAL USUL TLAGA BANDUNG Asal muasa Kata-Kata Motivasi Penuh Amanat dan Semangat. Kata kata motivasi yang saya update pada 29 november 2013 ini bertujuan untuk meningkatkan semangat anda dalam menjalani hidup anda.Berikut Biodata dan fakta Nabilah JKT 48.
HZBy. rioaus00x3.pages.dev/279rioaus00x3.pages.dev/836rioaus00x3.pages.dev/608rioaus00x3.pages.dev/375rioaus00x3.pages.dev/199rioaus00x3.pages.dev/492rioaus00x3.pages.dev/637rioaus00x3.pages.dev/231
cerita rakyat bahasa karo singkat